Penerjemah Salut pada Penerjemah

Salutku untuk Penerjemah Blogger

Belakangan, agak di luar dugaan, order yang datang menyapa begitu melimpah. Tanpa kesiapan tim di belakangku, saya putuskan untuk tidak mengambil order tersebut. Sebagian dikarenakan oleh kebijakan pemberi order yang tidak berkenan bila pekerjaan yang telah mereka percayakan kepada saya dikerjakan orang lain.
Dan hasilnya, hampir setiap hari waktu saya tercurah untuk, meminjam bahasa senpai Ahnan Alex, membunuh si singa mati. Rasanya selain untuk keperluan biologis dan ruhaniah, aktivitas pengembangan kecerdasan menulis—baca ngeblog—tidak lagi tergarap. Pencarian informasi kini hanya diarahkan untuk penyegaran pikiran. Sifatnya yang hanya “mencari penyegaran” pun telah dengan sendirinya mensyaratkan pembatasan pada materi-materi ringan. Dan jadilah Facebook, yang kadung tenar dengan update-an status berkandungan ringan, menjadi sarana utama untuk mendapatkan informasi-informasi tersebut, meski kadang ada juga informasi yang sampai pada taraf mengukir kernyitan di dahi karena tak biasa, setidaknya bagi saya.
Dan di antara penyimpangan adanya pengukir kernyitan dahi itu ada hikmah (lesson learned/pelajaran terpetik). Di antaranya, ada tautan artikel-artikel pengembangan diri. Sebagian berisi informasi perkembangan termutakhir bidang yang menjadi daya tarik saya. Tak luput dari deretan pengukir kernyitan dahi ini adalah tulisan di blog dari para rekan seprofesi penerjemah. Terkhusus untuk blogging, senpai saya Ahnan Alex patut diberi apresiasi tersendiri. Betapa tidak, di tengah begitu menumpuknya pekerjaan yang menyergapnya, tak kurang seminggu sekali ia postingkan artikel yang meski ringan, namun cukup membuat pembaca berpikir sejenak untuk mengevaluasi diri. Saya termasuk di antaranya. Artikel terbarunya, Sebuah Kesalahan Fatal ['Ngebid' Gatot], mau tak mau memaksa saya melihat sekali lagi postingan saya tentang jasa yang saya tawarkan. Sudahkah secara tata bahasa postingan saya tersebut sesuai dengan kaidah tata bahasa yang benar? Sudahkah koheren isinya? Dan lain sebagainya.
Penerjemah blogger lain yang saya kenal juga tak kalah besar kontribusinya terhadap perkembangan karir saya yang masih seumur jagung ini. Mas Ade Indarta dan Mas Wiwit Tabah Santoso adalah dua di antara penerjemah blogger yang ikut andil dalam perkembangan tersebut. Meski tak seaktif senpai Ahnan, artikel-artikel yang disajikan amat berbobot. Dan setahu saya, ketiga orang ini bukan orang-orang yang sepi gawe. Namun, kesediaan mereka berbagi pikiran lewat blog sungguh merupakan kerja besar.
Dan dengan ini (malah mirip legal translation :D ) saya sampaikan rasa salut saya kepada para penerjemah blogger. Teruskan perjuangan! :)
Semarang, 10 Juni 2011
Sudiatno

Tidak ada komentar:

Posting Komentar